Saturday 15 December 2012

TEORI KEPEMIMPINAN


I.                   Konsep Dasar Kepemimpinan
Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu [Apakah: nonton film, berman sepak bola, dan lain-lain]. Pada pengertian yang sederhana  orang tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing.
Kepemimpinan  tampaknya  lebih merupakan  konsep  yang  berdasarkan  pengalaman. Arti kata-kata ketua atau raja yang dapat ditemukan dalam beberapa bahasa hanyalah untuk menunjukan adanya pembedaan anatara pemerintah dari anggota masyarakat lainnya. Banyaknya  konsep  defiisi  kepemimpinan  yang  berbeda  hampir  sebanyak  jumlah orang yang telah berusaha untuk mendefinisikannya. Untuk lebih mempermudah pemahaman kita, maka akan diacuh satu definisi yang kiranya mampu menjadi landasan untuk membahas konsep  kepemimpinan  itu  sendiri.  Kepemimpinan  adalah  sebuah  hubungan  yang  saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut  (bawahan)  yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost.,1993).
Unsur  kunci  dari  definisi  ini  dirangkum    pada  gambar  dibawah  ini. Kepemimpinan melibatkan  hubungan  pengaruh  yang  mendalam,  yang  terjadi  di  antara  orang-orang  yang menginginkan  perubahan  signifikan  dan  perubahan  tersebut  mencerminkan  tujuan  yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan). Pengaruh (influence) dalam hal ini  berarti  hubungan  di  antara  pemimpin  dan  pengikut  sehingga  bukan  sesuatu  yang  pasif,tetapi  merupakan  suatu  hubungan  timbal  balik  dan  tanpa  paksaan.  Dengan  demikian kepemimpinan itu sendiri merupakan proses yang saling mempengaruhi.
II.                 Tipologi Kepemimpinan 
Dalam  praktiknya,  dari  ketiga  gaya  kepemimpinan  tersebut  berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: 
a.  Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; 
b.  Mengidentikkan  tujuan  pribadi  dengan  tujuan  organisasi;
menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; 
c.  Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; 
d.  Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; 
e.  Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan
yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu  diperhatikan  terlebih  dahulu  bahwa  yang  dimaksud  dari  seorang pemimpin  tipe  militerisme  berbeda  dengan  seorang  pemimpin  organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis  ialah  seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : 
a.  Dalam  menggerakan  bawahan  sistem  perintah  yang  lebih  sering
dipergunakan; 
b.  Dalam  menggerakkan  bawahan  senang  bergantung  kepada  pangkat
dan jabatannya; 
c.  Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; 
d.  Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; 
e.  Sukar menerima kritikan dari bawahannya; 
f.  Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : 
a.  Menganggap  bawahannya  sebagai  manusia  yang  tidak  dewasa;
bersikap terlalu melindungi (overly protective);
b.  Jarang  memberikan  kesempatan  kepada  bawahannya  untuk
mengambil keputusan; 
c.  Jarang  memberikan  kesempatan  kepada  bawahannya  untuk
mengambil inisiatif; 
d.  Jarang  memberikan  kesempatan  kepada  bawahannya  untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; 
e.  Sering bersikap maha tahu.
4.  Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin  yang  demikian  mempunyai  daya  tarik  yang  amat  besar  dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar,  meskipun  para  pengikut  itu  sering  pula  tidak  dapat  menjelaskan mengapa  mereka  menjadi  pengikut  pemimpin  itu.  Karena  kurangnya pengetahuan  tentang  sebab  musabab  seseorang  menjadi  pemimpin  yang karismatik, maka  sering  hanya  dikatakan  bahwa  pemimpin  yang  demikian diberkahi  dengan  kekuatan  gaib  (supra  natural  powers).  Kekayaan,  umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
5.  Tipe Demokratis
Pengetahuan  tentang  kepemimpinan  telah  membuktikan  bahwa  tipe pemimpin  yang  demokratislah  yang  paling  tepat  untuk  organisasi modern. Hal  ini  terjadi  karena  tipe  kepemimpinan  ini memiliki  karakteristik  sebagai berikut : 
a.  Dalam  proses  penggerakan  bawahan  selalu  bertitik  tolak  dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia; 
b.  Selalu  berusaha  mensinkronisasikan  kepentingan  dan  tujuan
organisasi  dengan  kepentingan  dan  tujuan  pribadi  dari  pada
bawahannya; 
c.  Senang  menerima  saran,  pendapat,  dan  bahkan  kritik  dari
bawahannya; 
d.  Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan; 
e.  Ikhlas  memberikan  kebebasan  yang  seluas-luasnya  kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar
bawahan  itu  tidak  lagi  berbuat  kesalahan  yang  sama,  tetapi  lebih
berani untuk berbuat kesalahan yang lain; 
f.  Selalu  berusaha  untuk  menjadikan  bawahannya  lebih  sukses
daripadanya; 
g.  Berusaha  mengembangkan  kapasitas  diri  pribadinya  sebagai
pemimpin.



SELEKSI


1. DEFINISI SELEKSI
Seleksi adalah proses identifikasi dan pemilihan orang – orang dari sekelompok pelamar yang paling cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk jabatan atau menurut casio (1992) tujuan dari program seleksi adalah untuk mengidentifikasi para pelamar yang memiliki skor tertinggi pada aspek aspek yang diukur yang bertujuan untuk menilai pengetahuan,keterampilan,kemampuan, atau karakteristik lain yang penting untuk menjalankan suatu pekerjaan dengan baik.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi proses seleksi:
1.      hukum/peraturan
2.      kecepatan pengambilan keputusan
3.      hirarki organisasi
4.      jumlah pelamar atau pasar tenaga kerja
5.      jenis organisasi (swasta,pemerintah,organisasi nirlaba)
6.      masa percobaan
2. PROSES SELEKSI
Di dalam proses seleksi dikenal dua sistem atau filosofi yakni sistem gugur (succesive hurdles) dan sistem kompensasi (compensatory approach). Pada sistem yang pertama seorang peserta mengikuti tahap seleksi satu demi satu secara berjenjang. Jika tidak lulus pada satu tahap maka satu peserta dinyatakan gugur dan tidak dapat mengikuti tahap seleksi berikutnya. Pada sistem kompensasi peserta mengikuti seluruh tahap seleksi atau seluruh tes yang diberikan. Kelulusan peserta ditentukan dengan mengevaluasi nilai atau hasil dari seluruh tahap atau tes itu. Nilai tinggi pada satu tahap atau tes dapat mengkompensasi nilai rendah pada tahap atau tes yang lain.menurut Handoko,T Tani proses seleksi sbb:
n  Mengidentifikasijabatan yang lowongdanberapajumlanpegawai yang diperlukan
n  Mencariinformasijabatanmelaluianalisajabatan
n  Menentukandimanacalon yang tepatharusdicari
n  Memilihmetode-metoderekrutmen yang paling tepat
n  Memanggilcalon
n  Menyaring/menyeleksiCalon
n  Membuatpenawarankerja
n  Mulaibekerja

REKRUITMEN


1. DEFINISI REKRUITMEN
Recruitmen adalah proses menarik orang - orang atau pelamar yang mempunyai minat dan kualifikasi yang tepat untuk mengisi posisi atau jabatan tertentu,proses mencari dan mendorong calon pekerja untuk melamar pekerjaan dalam organisasi,prosesyang dilakukan oleh suatu organisai untuk mendapatkan tambahan pekerjaan.
2. ALASAN-ALASAN DASAR REKRUTMEN
Rekrutmen di laksanakandalamsuatuorganisasikarenakemungkinanadanyalowongan (vacancy) yang beranekaragamanalasan, antara lain:
• Berdirinyaorganisasibaru
• Adanyaperluasankegiatanorganisasi
• Terciptanyapekerja-pekerjadankegiatan-kegiatanbaru
• Adanyapekerja yang pindahkeorganisasi lain
• Adanyapekerjaberhenti, baikdenganhormatmaupuntidakhormat
• adanyapekerja yang berhentikarenamemasuki pension
• adanyapekerja yang meniggaldunia
Selain melakukan recruitmen ada beberapa pilihan yang bisa diambil untuk posisi yang belumterisi, alternatif-alternatif itu adalah:
1.      Lembur
2.      Pekerjaan sementara ( temporer )
3.      Subkontrak pekerjaan
4.      Menyewa pekerjaan
5.      Proses recruitmen

Sebelum memutuskan untuk melakukan  recruitmen organisasi perlu mempertimbangkan sejumlah alternatif seperti disebutkan diatas misalnya meminta pekerjaan yang ada untuk bekerja lebih lama dari waktu kerja normal ( lembur )
Bila suatu organisasi atau perusahaan akhirnya memutuskan untuk melakukan recruitmen tersedia dua pilihan sumber recruitmen yakni dalam organisasi itu sendiri atau dari luar organisasi Lingkungan internal dan eksternal.
Proses rekruitmen dipengaruhi juga oleh sejumlah faktor eksternal.Salah satu faktor yang terpenting adalah penawaran dan permintaan terhadap keterampilan tertentu dalam pasar tenaga kerja maka upaya recruitmen menjadi sangat sukar. Pertimbangan-pertimbangan hukum atau peraturan di  bidang ketenagakerjaan juga memainkan peran penting dalam proses recruitmen.
Faktor yang mempengaruhi recruitmen adalah citra perusahaan.jika para pekerja percaya bahwa pengusaha memperlakukan mereka secara “adil” ,dukungan yang mereka berikan lewat informasi dari mulut ke mulut akan sangat berarti bagi perusahaan. Citra yang terbentuk lewat proses seperti ini akan membantu menciptakan kredibilitas perusahaan dimata calon pekerja atau calon pelamar dalam jumlah lebih banyak dan kualifikasi yang lebih baik.
Selain faktor-faktor eksternal proses rekruitmen juga dipengaruhi oleh praktek praktek dan kebijakan organisasi itu sendiri faktor internal yang akan dapat berperan besar dalam membantu proses rekruitmen adalah proses perncanaan sumber daya manusia.
Kebijakan promosi perusahaan dapat juga memberikan  dampak yang berarti terhadap rekruitmen. Pada dasasrnya suatu organisasi  dapat memberi penekanan pada kebijakan promosi dari dalam (promotion from within) atau kebijakan untuk mengisi posisi yang lowong dengan calon dari luar organisasi.