I.
Konsep Dasar Kepemimpinan
Secara
sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang di
antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu [Apakah: nonton
film, berman sepak bola, dan lain-lain]. Pada pengertian yang sederhana orang
tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan
mengkoordinasi, ada teman dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam
merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang
mudah dan banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang
tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing.
Kepemimpinan
tampaknya lebih merupakan konsep
yang berdasarkan pengalaman. Arti kata-kata ketua atau raja yang
dapat ditemukan dalam beberapa bahasa hanyalah untuk menunjukan adanya
pembedaan anatara pemerintah dari anggota masyarakat lainnya. Banyaknya konsep
defiisi kepemimpinan yang
berbeda hampir sebanyak
jumlah orang yang telah berusaha untuk mendefinisikannya. Untuk lebih
mempermudah pemahaman kita, maka akan diacuh satu definisi yang kiranya mampu
menjadi landasan untuk membahas konsep
kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan adalah sebuah
hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan
pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost.,1993).
Unsur kunci dari
definisi ini dirangkum
pada gambar dibawah
ini. Kepemimpinan melibatkan
hubungan pengaruh yang
mendalam, yang terjadi
di antara orang-orang
yang menginginkan perubahan signifikan
dan perubahan tersebut
mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan
pengikutnya (bawahan). Pengaruh (influence) dalam hal ini berarti
hubungan di antara
pemimpin dan pengikut
sehingga bukan sesuatu
yang pasif,tetapi merupakan
suatu hubungan timbal
balik dan tanpa
paksaan. Dengan demikian kepemimpinan itu sendiri merupakan
proses yang saling mempengaruhi.
II.
Tipologi
Kepemimpinan
Dalam
praktiknya, dari ketiga
gaya kepemimpinan tersebut
berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian
berikut (Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang
memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
a. Menganggap
organisasi sebagai pemilik pribadi;
b.
Mengidentikkan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi;
menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
c. Tidak mau
menerima kritik, saran dan pendapat;
d. Terlalu
tergantung kepada kekuasaan formalnya;
e. Dalam tindakan
penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan
yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu
bahwa yang dimaksud
dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan
seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat
berikut :
a. Dalam menggerakan
bawahan sistem perintah
yang lebih sering
dipergunakan;
b. Dalam menggerakkan
bawahan senang bergantung
kepada pangkat
dan jabatannya;
c. Senang pada
formalitas yang berlebih-lebihan;
d. Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
e. Sukar menerima
kritikan dari bawahannya;
f. Menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Menganggap bawahannya
sebagai manusia yang
tidak dewasa;
bersikap terlalu melindungi (overly protective);
b. Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya
untuk
mengambil keputusan;
c. Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya
untuk
mengambil inisiatif;
d. Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya
untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya;
e. Sering bersikap
maha tahu.
4. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan
sebab-sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya
diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik
yang amat besar
dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat
besar, meskipun para
pengikut itu sering
pula tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu.
Karena kurangnya pengetahuan tentang
sebab musabab seseorang
menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering
hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supra
natural powers). Kekayaan,
umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk
karisma.
5. Tipe Demokratis
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah
membuktikan bahwa tipe pemimpin
yang demokratislah yang
paling tepat untuk
organisasi modern. Hal ini terjadi
karena tipe kepemimpinan
ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Dalam proses
penggerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia
di dunia;
b. Selalu berusaha
mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan
organisasi
dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari
pada
bawahannya;
c. Senang menerima
saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari
bawahannya;
d. Selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan;
e. Ikhlas memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar
bawahan itu tidak
lagi berbuat kesalahan
yang sama, tetapi
lebih
berani untuk berbuat kesalahan yang lain;
f. Selalu berusaha
untuk menjadikan bawahannya
lebih sukses
daripadanya;
g. Berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya
sebagai
pemimpin.